Komponen utama penyusun minyak bumi adalah hidrokarbon CH. Namun, tidak hanya hidrokarbon, dalam minyak mentah crude oil juga tedapat campuran bahan-bahan lainnya. Lalu apa saja ? mari kita bahas secara lengkap komposisi minyak bumi. Komponen Penyusun Minyak Bumi Pada artikel sebelumnya yang membahas proses pembentukan minyak bumi, sudah dijelaskan bahwa minyak bumi itu berasal dari material organik yang tertimbun didasar perairan selama jutaan tahun. Hasilnya berupa minyak mentah yang memiliki sifat mudah terbakar. Bahan bakar minyak seperti bensin, minyak tanah, dan solar itu bukan komposisi dari minyak bumi melainkan hasil dari proses pengolahan minyak bumi. Lalu apa saja kandungan/komposisi kimia didalam minyak mentah tersebut ? Seperti yang dikemukakan diawal, hidrokarbon adalah komponen utama penyusun minyak bumi. Artinya sebagian besar minyak bumi disusun oleh material hidrokarbon. Meski demikian, minyak bumi tidak disusun dari hidrokarbon saja. Ada material lain seperti oksigen, nitrogen, sulfur dan logam. Komposisinya, bisa anda lihat pada tabel dibawah ini. Presentase diatas bukan merupakan patokan, artinya kandungan tiap molekul itu dipengaruhi faktor lokasi penambangan dan kadalaman sumur minyak. Hidrokarbon sendiri merupakan senyawa yang terdiri dari atom hidrogen dan karbon. Sifat utama dari hidrokarbon ini adalah mudah terbakar, sehingga bahan bakar minyak yang sering kita gunakan itu terbuat dari hidrokarbon ini. Ada berapa jenis hidrokarbon ? Dilihat dari jumlah atom karbonnya, senyawa hidrokarbon yang terkandung didalam minyak bumi ada banyak jenis. Contohnya seperti tabel dibawah. Dari tabel diatas maka bisa dijelaskan seperti berikut ; 1. Fraksi gas Merupakan kelompok hidrokarbon yang terdiri dari metana hingga butana, ini adalah hidrokarbon ringan yang memiliki atom karbon paling sedikit dalam satu molekul. Oleh sebab itu, jenis hidrokarbon ini mudah sekali menguap bahkan pada suhu minus. pemanfaatan hidrokarbon fraksi gas ini adalah sebagai bahan bakar gas elpiji. Elpiji yang dijadikan bahan bakar kompor gas menggunakan hidrokarbon berjenis butana atau C4H10. 2. Fraksi bensin Merupakan kelompok hidrokarbon pentana - oktana, bentuknya cair namun mudah sekali menguap, untuk kegunannya sebenarnya cukup banyak. Yang paling menonjol adalah sebagai bahan bakar kendaraan atau bensin. Hanya saja, bensin hanya terdiri dari oktana atau C8H18, sementara jenis lainnya seperti pentana sampai heptana sebagai pelarut, pembersih dan zat aditif bensin. 3. Fraksi kerosin Ini terdiri dari hidrokarbon C9H20 - C16H34, merupakan hidrokarbon berat berbentuk cair dan tidak mudah menguap pada suhu kamar. Kegunaan fraksi ini antara lain sebagai bahan bakar minyak tanah, solar, dan aviation turbine avtur. 4. Residu Residu disini berarti sisa-sisa hidrokarbon yang tidak menguap saat ketiga fraksi diatas sudah dipisahkan. Residu ini terdiri dari molekul hidrokarbon dengan jumlah atom diatas 17 permolekul. Sehingga semakin banyak jumlah atomnya, semakin padat struktur molekulnya. Biasa digunakan sebagai bahan dasar oli, parafin wax, dan aspal. 4 fraski diatas dibedakan berdasarkan jumlah atom karbonya, tapi kalau dilihat dari ikatan penyusunnya maka ada 4 jenis hidrokarbon yakni ; Alkana, merupakan hidrokarbon jenuh atau yang paling sederhana, dimana ikatannya akan membentuk rantai lurus. Didalam minyak bumi, ada sekitar 30 % kandungan parafin. Naptena atau sikloalkana, merupakan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih cincin karbon pada molekul penyusunnya. Kandungannya didalam minyak bumi sekitar 40%. Aromatik, merupakan jenis senyawa hidrocarbon yang tidak memiliki cincin H yang lengkap, kandungannya sekitar 15%. Aspaltena, merupakan sisa-sisa dari senyawa hidrokarbon yang tidak masuk kedalam 3 kategori diatas, kandungannya juga hanya sekitar 6 %. Bahan bakar seperti bensin diperoleh dari minyak bumi dengan cara destilasi betingkat yang memanfaatkan perbedaan titik didih masing-masing jenis minyak. Lebih jelasnya, simak 6 Jenis minyak yang diperoleh dari destilasi minyak bumi.
mikrohidromerupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. [ butuh rujukan] secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi ), turbin dan generator. [ butuh rujukan] mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian
Mikrohidro – Riset dan pengembangan berkaitan energi ramah lingkungan saat ini tengah dilakukan oleh berbagai negara. Bukan tanpa sebab, pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbarui ini diharapkan mampu menekan laju pemanasan global yang kian meningkat. Salah satu pemanfaatan tersebut ialah untuk menghasilkan energi listrik melalui sumber daya air atau aliran air. Pemanfaatan ini dinamakan dengan pemanfaatan mikrohidro. Pemanfaatan mikrohidro umumnya dilakukan di daerah pedesaan yang mempunyai daerah aliran sungai, air terjun, serta saluran irigasi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan mengenai apa itu mikro hidro. Pengertian MikrohidroKelebihan PLTMHKekurangan PLTMHPrinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga MikrohidroKomponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro1. Bendungan2. Bak Pengendap3. Saluran Air4. Bak Penenang5. Pipa Pesat6. Turbin7. Pipa Hisap8. Generator9. Panel Kontrol10. Pengalih BebanBiaya Pembangunan PLTMHDaerah Pengembangan MikrohidroPotensi Mikrohidro di IndonesiaContoh PLTMH di IndonesiaFAQ Mikrohidro adalah suatu instalasi pembangkit listrik yang menggunakan sumber daya atau energi aliran air sebagai penggerak untuk menghasilkan listrik dengan skala kecil. Aliran air yang dimanfaatan memiliki ketinggian dan kapasitas aliran tertentu. Pemanfaatan ini juga dikenal dengan sebutan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro atau PLTMH. Pengertian mikrohidro juga terdapat dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Pemanfaatan Infrastruktur Sumber Daya Air untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air/ Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro/ Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. PLTMH diartikan sebagai pembangkit listrik dengan memanfaatkan tenaga yang berasal dari aliran air atau terjunan air, waduk atau bendungan, serta saluran irigasi yang dibangun secara multiguna dan menghasilkan kapasitas listrik kurang dari 1 MW Mega Watt. Meski sama-sama menggunakan tenaga air, namun kapasitas listrik yang dihasilkan tersebut tidak lebih besar dibanding dengan PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia, karena di berbagai wilayah terdapat banyak aliran sungai dan air terjun. Pemanfaatan ini bertujuan untuk menghemat energi yang selama ini ditopang oleh pembangkit listrik lainnya. Selain itu, PLTMH juga bersifat ramah lingkungan sehingga minim menghasilkan emisi dan polusi. Pengertian lain terkait PLTMH adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan air sebagai tenaga utama untuk menghasilkan daya. Besaran daya yang dihasilkan dari pembangkit ini tidak lebih dari 500 kW sehingga hanya mampu memasok kebutuhan listrik dalam jumlah sedikit. Pembangkit listrik mikrohidro juga sering disebut sebagai white resources atau energi putih, karena menghasilkan listrik yang berasal dari sumber daya alam yang ramah lingkungan. Kelebihan PLTMH Riset dan pengembangan pembangkit listrik mikrohidro saat ini sedang berlangsung. PLTMH dianggap memiliki beberapa keunggulan dibanding pembangkit listrik lainnya, seperti penggunaan sumber daya air yang potensinya melimpah di alam. Selain itu, bahan baku sumber energi ini ramah lingkungan dan dapat menjadi energi alternatif secara berkesinambungan. Dapat dikatakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro tidak menghasilkan limbah dan emisi gas lainnya. Menurut International Energy Agency, kebutuhan biaya sumber daya pembangkit ini juga cukup murah serta tidak menyebabkan pencemaran. Bahkan tingkat efisiensi produksi listrik PLTMH mencapai 75% hingga 80%. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro disebut tidak menghasilkan polusi, antara lain polusi udara, polusi suara, polusi air dan pencemaran lainnya. Sebagai pembanding, tentu pembangkit listrik dari tenaga fosil lebih memberikan ancaman pencemaran lebih tinggi. Pembangunan PLTMH juga mengajak peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam meningkatkan nilai sumber daya alam dan tidak memanfaatkannya secara sembarangan. Selain itu juga akan timbul hubungan baik antara masyarakat dengan alam serta kesadaran untuk menjaga fungsi alam, misalnya dengan menjaga hutan tetap lestari agar sumber air selalu tersedia. Masyarakat juga dapat berkontribusi dalam mengelola pembangkit listrik mikrohidro bagi keperluan yang mendukung perekonomian dan sosial budaya. Hal tersebut tentu akan menunjang kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Tidak terbatas pada kemampuan menghasilkan energi listrik, akan tetapi proyek ini juga menjadi upaya mewujudkan pemberdayaan masyarakat untuk lebih kooperatif dan meningkatkan pendapatannya. PLTMH merupakan solusi untuk mengatasi belum teralirinya listrik di daerah-daerah pelosok Indonesia oleh PLN. Dengan adanya energi listrik, masyarakat pedesaan akan semakin mudah dalam melakukan kegiatan sehar-hari. Bahan utama dari pembangkit listrik mikrohidro adalah air yang juga menghasilkan sampingan, berupa aliran air yang dapat digunakan untuk keperluan irigasi pertanian. Sektor budidaya pun akan terbantu dengan adanya air, misalnya budidaya ikan. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro secara langung maupun tidak langsung akan memaksimalkan fungsi daerah tangkapan air dan secara otomatis masyarakat akan memelihara kualitas air untuk keperluan pembangkit listrik. Hal itu tentunya lebih efektif jika masyarakat harus menggunakan genset diesel yang sumber bahan bakarnya sulit ditemukan di kawasan mereka. Kekurangan PLTMH Dibalik kelebihan teknologi mikrohidro, ternyata memiliki beberapa kekurangan. Salah satu contohnya adalah membutuhkan biaya investasi yang cukup tinggi, meskipun nantinya biaya operasional dan pemeliharaannya cukup murah. Dana investasi tinggi yang dimaksud ilah untuk membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro diperlukan komponen atau spare part yang mahal. Kurangnya sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat juga akan sulit menyadarkan mereka tentang manfaat positif teknologi ini. Faktor ketersediaan air, seperti debit aliran dan ketinggian air juga akan berpengaruh terhadap kapasitas listrik yang dihasilkan. Ancaman penurunan kapasitas biasanya dialami apda masa kemarau dimana debit dan jumlah air akan menurun, sehingga berpengaruh terhadap kurangnya pasokan listrik ke masyarakat. Kelemahan dari PLTMH selanjutnya adalah daya listrik yang dihasilkan tidak sebesar Pembangkit Listrik Tenaga Air, sehingga distribusi listrik ke pelanggan terbatas. Jika dipaksakan melayani lebih banyak pelanggan, maka akan terjadi penurunan kualitas listrik. Oleh sebab itu, diperlukan penyesuaian antara kapasitas listrik pembangkit mikro hidro dan kebutuhan listri masyarakat. Lokasi pembangunan PLTMH tidak boleh jauh dari pemukiman masyarakat, karena jarak yang terlalu jauh akan mengurangi nilai ekonomisnya. Daya energi listrik akan hilang jika melalui kabel yang panjang dan menyebabkan kerugian bagi pengguna PLTMH. Untuk mengurangi risiko kegialngan daya, maka jarak maksimal pengguna dan pembangkit listrik maksimal adalah 2 km. Anggapan mengenai sumber daya air yang dapat diperoleh secara gratis menjadikan penentuan tarif listrik lebih sulit. Padahal penentuan biaya pakai listrik tersebut juga harus mempertimbangkan nilai investasi dan biaya perawatan sparepart. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Hampir mirip dengan prinsip kerja PLTA, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro juga mengubah energi potensial air menjadi energi listrik meski dalam bentuk yang berbeda. Kebutuhan air sebagai sumber energi potensial harus didukung dengan pembuatan bendungan agar suplai air terpenuhi serta pembuatan saringan untuk menyaring sampah. Pembangunan bendungan harus berada di kawasan yang terhindar dari banjir dan stabil. Cara kerja PLTMH dimulai dari air sebagai sebagai sumebr energi potensial. Aliran air turun dari ketinggian tertentu yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi kemudian mengenai turbin yang dilengkapi penutup lalu mengarah ke baling-baling yang tersambung pada 2 piringan sejajar yang terbuat dari baja sebagai penyeimbang. Selanjutnya poros turbin akan berputar akibat energi kinetik air yang berubah menjadi energi mekanik. Putaran tersebut dihubungkan menggunakan kopling agar bisa tersambung atau ditransmisikan ke generator. Oleh sebab itu, aliran air merupakan faktor utama pada PLTMH. Posisi generator dan turbin sebaiknya dipisah pada dua rumah berbeda berserta pondasinya. Sebab dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah yang berasal dari getaran keduanya, sehingga listrik bisa disimpan atau dialirkan ke pengguna. Jenis generator yang digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro adalah generator induski dan generator sinkron. Sedangkan sistem transmisi dapat menggunakan transmisi langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi, penggunaan sistem transmisi langsung lebih disarankan karena pemindahan gaya lebih mudah dilakukan, lebih ringkas, serta tingkat efisiensi lebih tinggi. Namun penggunaan transmisi ini menuntut kepresisisan antara sumbu generator dan turbin. Untuk mengatasinya, maka digunakanlah gearbox untuk mengubah rasio kecepatan putaran. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Untuk membangun sistem PLTMH, diperlukan berbagai komponen agar fungsinya dapat terlaksana, antara lain 1. Bendungan Bendungan atau dam adalah konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menahan laju aliran sungai. Pada sistem PLTMH, bendungan berfungsi untuk mengalihkan air ke bagian pembuka pada bagian sisi sungai. Air tersebut kemudian diteruskan ke bak pengendap. Selain itu, konstruksi bendungan juga dibuat untuk mengontrol ketinggian permukaan air. 2. Bak Pengendap Bak pengendap atau settling basin adalah penampung air yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari air. Pasir yang ikut terbawa dalam saluran pipa akan merusak komponen lainnya. 3. Saluran Air Bagian ini merupakan saluran terbuka yang berfungsi mengalirkan air menuju bak penenang. Saliran pembawa atau headrace ini berperan dalam menjaga kestabilan debit air. Konstruksi bangunannya harus memiliki elevasi atau mengikuti kemiringan kontur bukit. 4. Bak Penenang Bak penenang atau headtank berfungsi sebagai pengatur perbedaan air ang keluar dari pipa pesat dan saluran pembawa. Bak penenang juga berperan dalam proses pemisahan air dengan kotoran lainnya. 5. Pipa Pesat Pipa pesat atau penstock berfungsi untuk mengalirkan air dari bak penenang menuju turbin yang posisinya lebih rendah. 6. Turbin Turbin merupakan komponen yang berperan untuk mengubah energi potensial dari air menjadi energi mekanik. Aliran air yang mengenai turbin akan membuatnya berputar dan putaran tersebut diteruskan ke generator yang terhubung dengan gearbox. 7. Pipa Hisap Drafttube atau pipa hisap berperan untuk menghisap air dan mengatur tekanan aliran air yang tinggi kembali ke tekanan normal. 8. Generator PLTMH biasanya menggunakan dua jenis generator, yakni generatir sinkron dan generator induksi. Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang berasal dari turbin menjadi energi listrik. Putaran turbin tersebut menghasilkan arus AC dari gerakan elektron pada kumparan magnet dalam generator. 9. Panel Kontrol Panel kontrol adalah pusat pengaturan yang berfungsi menjaga mesin bekerja pada batasan yang diinginkan. Panel kontrol juga berperan untuk mengatur tekanan output agar tetap stabil. 10. Pengalih Beban Pengalih beban atau ballast load dioperasikan dari panel kontrol. Fungsi komponen ini ialah untuk mengalihkan beban ketika beban yang diperoleh pengguna mengalami penurunan. Beban ini disebut sebagai dummy atau beban sekunder. Biaya Pembangunan PLTMH Kebutuhan dana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro menyesuaikan dengan kapasitas listrik yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan pemanfaatan maksimal agar nilai investasi pembangunan tidak menimbulkan kerugian. Untuk menentukan biaya pembangunan dapat dihitung dari satuan per kW. PLTMH berkapasitas 4 kW hingga 50 kW yang melakukan peningkatan kapasitas pembangkitnya dapat menurunkan biaya pembangunan mencapai Rp bahkan lebih. Pembangunan PLTMH dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Hasil keuntungan pembangkit listrik mikrohidro biasanya akan mengembalikan modal awal pada tahun ke 4. Misalnya pengembalian modal PLTMH yang bernilai investasi US$ 2 juta untuk kapasitas listrik 1 MW Mega Watt. Daerah Pengembangan Mikrohidro Pengembangan pembangkit listrik mikrohidro cocok dilakukan di daerah yang memiliki potensi air, kemiringan serta aliran sungai. Aliran sungai yang dimaksud berupa aliran yang dapat dibendung, terjunan, serta alur curam sesuai kondisi geografis dan topografi lingkungannya. Potensi Mikrohidro di Indonesia Kebutuhan pasokan listrik untuk daerah di pedesaan belum sepenuhnya terpenuhi oleh PLN. Oleh sebab itu, PLTMH sangat berpeluang diterapkan di Indonesia. Hal tersebut didukung oleh wilayah Indonesia yang memiliki banyak aliran sungai dengan sumber air yang melimpah. Pemanfaatan air yang lebih maksimal dapat menjadi solusi energi alternatif berupa aliran listrik untuk mendukung kesejahteraan warga. Pixabay Contohnya adalah potensi dari waduk Saguling, Jatiluhu dan Cirata yang dianggap mampu memenuhi kebutuhan listrik Pulau Jawa dan Bali. Selain itu, pertimbangan yang tidak kalah penting adalah sumber daya yang ramah lingkungan dan tidak menyebabkan pencemaran. Berdasarkan hitungan yang telah ada, potensi air yang ada di Indonesia jika dimanfaatkan secara serius dapat menghasilkan energi listrik hingga kapasitas MW Mega Watt. Dari total keseluruhan tersebut, hanya 10% yang baru dimanfaatkan untuk PLTMH, yakni sebesar MW. Sedangkan data Dirjen Ketenagalistrikan Kemeterian ESDM pada 2017 silam menunjukkan hanya 65,76 MW kapasitas yang dihasilkan dari PLTMH atau hanya sekitar < 9%. Jumlah penduduk yang kian meningkat tentunya menambah beban kebutuhan listrik ikut bertambah. Pemerataan pasokan listrik ke setiap wilayah di Indonesia perlu ditingkatkan dan adanya PLTMH diharapkan dapat membantu mengatasi masalah ini, terutama di daerah sepanjang aliran sungai. Pemanfaatan potensi daerah aliran sungai melalui PLMTH dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu Turbin Crossflow pada sungai dengan debit aliran rata-rata 25 liter per detik hingga liter per detik dan tinggi air jatuh antara 3 meter sampai 50 meter. Turbin Pico Propeler pada sungai dengan debit aliran rata-rata 100 liter per detik hingga 700 liter per detik. Metode tersebut dapat di terapkan pada sungai-sungai di Indonesia yang rata-rata memiliki aliran lebih dari 100 km2, yang terdiri dari 110 sungai di 4 pulau utama, yaitu pulau Jawa dengan jumlah 51 sungai, Sulawesi 38 sungai, Sumatera 11 sungai, dan Kalimantan 10 sungai. Selain itu, potensi pembangunan PLTMH di beberapa waduk besar di Indonesia dapat dijadikan tempat penyimpanan energi listrik dalam jumlah tertentu dan jangka panjang selama beberapa tahun melaluli layanan grid dan fleksibilitas. Potensi ini telah mendapat perhatian dari pemerintah dan menarik perhatian investor. Kemeterian ESDM juga telah melakukan pencatatan pada 47 lokasi yang berpotensi menghasilkan listrik berkapasitasn MW untuk PLTMH, antara lain Pulau Jawa berjumlah 2 titik dengan kapasitas 39,4 kW Pulau Sumatera dengan jumlah 15 titik dan memiliki kapasitas 404,4 kW. Pulau Kalimantan 4 titik dengan kapasitas 498,9 kW Kepulauan Nusa Tenggara jumlah 10 titik dengan kapasitas 628 kW Pulau Sulawesi dengan jumlah 6 titik dan kapasitas 222,7 kW Papua sebanyak 10 titik dengan kapasitas 812,36 kW Contoh PLTMH di Indonesia Indonesia yang kaya akan sumber daya alam untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air telah melakukan pembangunan di beberapa pulau, seperti Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Contohnya adalah PLTMH Wangan Aji yang berada di Wonosobo. Pembangkit listrik mikrohidro ini dikelola oleh Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin yang memanfaatkan putara dua turbin menggunakan aliran air irigasi dan menghasilkan kapasitas listrik 140 kW. Pada tahun 2018 di Pulau Sumatera juga telah dibangun PLTMH Silangkitang Tambiski, tepatnya di Tapanulis Selatan, Sumatera Utara. PLTMH di lokasi ini berhasil memberikan pasokan listrik pada desa pelosok. Listrik tersebut berasal dari aliran sungai yang disebar ke 7 dusun sekitarnya dengan titik terjauh dari power house sekitar 12 km. Daya listrik digunakan lebih dari 155 kepala keluarga dan 96 titik lampu penerangan jalan yang menyala dari pukul WIB hingga WIB. Warga yang sebelumnya menggunakan genset untuk mendapat energi listrik saat ini tidak memerlukannya. Sedangkan di Pulau Kalimantan terdapat PLTMH Long Alango yang terletak di desa Long Alango, Kalimantan Utara. Sebelum adanya pembangkit listrik mikrohidro, warga disini menggunakan lampu tembok sebagai alat penerangan dan genset untuk alat-alat elektronik mereka. Untuk memenuhi biaya operasional dan perawatan, warga membentuk sistem iuran dan bagi yang tidak mampu membayar dapat menitipkan barang yang dimilikinya untuk dijual di loket pembayaran. Hasil dari penjualan tersebut kemudian digunakan untuk menutup biaya iuran bulanan berlangganan listrik. FAQ Apa yang dimaksud PLTMH? PLTMH merupakan kependekan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, yaitu pembangkit listrik berskala kecil dengan output antara 1MW -10 MW yang memanfaatkan aliran air sebagai sumber tenaga. Prinsip kerja PLTMH adalah memanfaatkan beda tinggi dan jumlah debit air per detik yang mengalir di sungai.
Abiotikmerupakan komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Dari semua pilihan jawaban di atas, bakteri bukanlah merupakan komponen abiotik karena merupakan. Yg bukan komponen abiotik : c. tumbuhan karena termasuk makhluk hidup. Itu semua dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk melakukan pertumbuhan dan proses metabolisme tubuh. Komponen
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro PLTMh adalah suatu sistem pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas kecil yang umumnya sesuai untuk penggunaan secara individual atau sekelompok pengguna yang tinggal terpisah dari jarak listrik komersial CECT, 2004. Umumnya yang tergolong kelas PLTMh adalah pembangkit dengan daya dibawah 100 kW Masters, 2004. Komponen penyusun sebuah mikrohidro secara garis besar terdiri dari komponen bangunan pendukung sipil, komponen mekanis, dan komponen elektris. Komponen bangunan sipil berwujud dam dan pipa pesat bertugas mengalirkan fluida kerja dari sumber menuju ke turbin air. Komponen mekanis berwujud turbin bertugas mengubah energi kinetik air menjadi energi gerak mekanis. Sedangkan komponen elektris yang berwujud generator berfungsi mengubah energi gerak mekanis menjadi energi listrik CECT, 2004. Struktur umum sebuah PLTMh dapat dilihat pada Gambar dengan penjelasan sebagai berikut a. Sumber air Intake. b. Perpipaan yang menghubungkan sumber air bak penampung. c. Bak penampung yang berfungsi sebagai buffer. d. Pipa pesat yang berfungsi menyalurkan air ke turbin pembangkit listrik. e. Ruang pembangkit tempat diletakkannya generator listrik dan turbin. f. Saluran pelimpah untuk pembuangan air. g. Jaringan listrik. Gb 1 Komponen-komponen utama PLTMh CETC, 2004Gb 2 Dasar sistem kontrol pembebanan PLTMhKelebihan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikrohidro1. Tidak Menghasilkan Emisi2. Memberdayakan Masyarakat3. Biaya Operasional Cukup Murah4. Memaksimalkan Sumber Daya AirKekurangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikrohidro1. Butuh Investasi Besar2. Dipengaruhi Musim3. Daya Listrik yang Dihasilkan Tidak Sebesar PLTA4. Harus Dibangun Dekat Pemukiman Gb 1 Komponen-komponen utama PLTMh CETC, 2004 Pengaturan Beban pada PLTMh PLTMh tidak memanfaatkan governor untuk mengendalikan keluaran dayanya. Hal ini disebabkan oleh alasan ekonomis dimana harga governor yang sangat mahal bahkan lebih mahal dari harga turbin untuk keperluan mikrohidro Hearn dkk, 1992. Untuk menjaga agar tegangan dan frekuensi keluaran PLTMh tetap baik dan tidak membahayakan generator dan beban/peralatan yang terhubung kepadanya, diperlukan sebuah sistem dummy load CETC 2004, Hearn dkk. 1992. Dengan kata lain, peran pengatur beban dalam PLTMh sangat penting mengingat peranti inilah yang bertugas menjamin operasi pembangkit listrik dan beban yang terhubung kepadanya berada dalam kondisi aman. Dengan dummy load ini, generator seolah-olah melihat beban yang terhubung kepadanya berada pada tingkatan konstan meskipun sesungguhnya berubah-ubah. Interkoneksi antara PLTMh, beban, dan peranti pengatur beban dummy load dapat dilihat pada Gambar di bawah ini Gb 2 Dasar sistem kontrol pembebanan PLTMh Para peneliti Indonesia telah berhasil mengembangkan secara mandiri teknologi dummy load tersebut. Umumnya memanfaatkan peranti kendali digital dalam bentuk mikrokontroler atau programmable logic controller PLC Hasan 2007, Wibowo 2009. Metode yang dikembangkan umumnya menggunakan relay atau kontaktor sebagai switch dan pemanas sebagai dummy load. Metode lainnya yaitu pengembangkan peranti kendali dummy load konvensional yang dapat mengendalikan sebuah PLTMh secara mandiri dengan intervensi operator seminimal mungkin. Implementasi kendali digital berbasis mikrokontroler lebih diutamakan mengingat biayanya yang lebih murah bila dibandingkan dengan peranti kendali berbasis PLC. Lebih jauh, pengembangan sistem berbasis mikrokontroler telah dapat dikuasai secara baik oleh Bangsa Indonesia sehingga memungkinkan pengembangan sistem PLTMh dengan konten nasional yang cukup tinggi. Kelebihan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikrohidro Terdapat beberapa hal yang menjadi keunggulan dari sistem pembangkit listrik tenaga air mikrohidro, silakan simak penjelasan di bawah untuk memahaminya. 1. Tidak Menghasilkan Emisi Air merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang ketersediaannya sangat melimpah di alam. Sudah diketahui bersama bahwa air merupakan sumber energi ramah lingkungan. Sehingga sistem pembangkit listrik tenaga air mikrohidro ini tidak menghasilkan emisi. Selain tidak menghasilkan emisi, sistem pembangkit listrik ini juga tidak menimbulkan pencemaran air, suara, dan udara. Berbeda dengan pembakit listrik tenaga fosil yang menyebabkan pencemaran dan berpotensi merusak lingkungan. 2. Memberdayakan Masyarakat Umumnya, sistem pembangkit listrik tenaga air mikrohidro dibangun di area yang belum tersentuh aliran listrik PLN. Disadari atau tidak, pembangunan PLTMH merupakan salah satu upaya memberdayakan masyarakat. Selain itu, pembangunan PLTMH juga menjadi media untuk mengedukasi masyarakat agar bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan tepat. Dengan begitu, akan tercipta suatu hubungan timbal balik yang harmonis antara masyarakat dan alam. Agar sumber daya air tetap terjaga, ada upaya yang wajib dilakukan oleh masyarakat, seperti menjaga hutan tetap lestari. Tidak hanya sampai di situ, untuk pengelolaannya, masyarakat pun akan berperan aktif. Secara tidak langsung, sektor perekonomian, sosial, dan budaya pun akan terdorong karena adanya PLTMH ini. 3. Biaya Operasional Cukup Murah Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga air dan pembakit listrik lainnya, PLTMH membutuhkan biaya operasional yang lebih kecil. Hal ini memungkinkan pengelolaan dan pemeliharaannya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat yang menggunakannya. 4. Memaksimalkan Sumber Daya Air Seperti namanya, tenaga yang digunakan dalam sistem PLTMH merupakan air yang mengalir. Biasanya, sumber daya ini hanya digunakan untuk irigasi atau mengairi lahan pertanian atau budidaya ikan. Untuk memaksimalkan sumber daya yang tersedia melimpah di alam, masyarakat diarahkan untuk membangun PLTMH. Hal ini berlaku untuk wilayah yang tidak terjangkau listrik konvensional dan terdapat sumber daya air melimpah di sekitarnya. Membangun sistem PLTMH tentu jauh lebih efektif, ekonomis, dan bebas emisi ketimbang memakai genset diesel untuk menghasilkan listrik. Kekurangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikrohidro Selain memiliki keunggulan seperti yang telah dijelaskan di atas, sistem pembangkit listrik mikrohidro ini juga punya beberapa poin yang menjadi kekurangannya, antara lain 1. Butuh Investasi Besar Meski di atas sempat disebutkan bahwa sistem PLTMH membutuhkan biaya operasional yang kecil dan murah, tapi lain hanya dengan biaya investasi yang harus disiapkan. Biayanya jauh lebih besar karena peralatan yang dibutuhkan juga memiliki harga yang mahal. 2. Dipengaruhi Musim Seperti yang sudah diketahui bersama, tenaga listrik yang dihasilkan PLTMH sangat dipengaruhi oleh debit dan ketinggian air. Ketersediaan sumber daya air yang mengalir tidak selalu stabil sepanjang tahun. Debit air berada di titik maksimal ketika musim penghujan, yang umumnya terjadi pada Oktober hingga April. Namun debit air akan menurun ketika musim kemarau datang, antara April sampai Oktober. Hal ini membuat kapasitas listrik yang dihasilkan oleh PLTMH menurun. Dengan begitu, masyarakat harus mengurangi konsumsi listrik. Tidak jarang juga terjadi pemadaman karena listrik yang dihasilkan tidak cukup untuk mengaliri seluruh rumah. 3. Daya Listrik yang Dihasilkan Tidak Sebesar PLTA Sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro memang bisa menjadi alternatif untuk wilayah yang tidak tercover layanan listrik konvensional atau PLTA. Namun PLTMH memiliki kekurangan yaitu daya listrik yang dihasilkan lebih rendah jika dibandingkan dengan PLTA. Karena daya listrik yang tidak begitu besar ini, distribusi ke para pelanggan menjadi lebih terbatas. Akan terjadi penurunan kualitas listrik jika dipaksakan mengaliri listrik ke pelanggan dalam jumlah lebih banyak. 4. Harus Dibangun Dekat Pemukiman Poin terakhir yang menjadi kelemahan bagi PLTMH adalah harus dibangun dekat dengan pemukiman atau lokasi pelanggan. Jika alirannya terlalu jauh, daya listrik berpotensi hilang ditengah jalan. Adapun batas maksimalnya adalah 2 km antara pembangkit dengan pengguna. Terlepas dari semua kelebihan dan kekurangannya, sistem pembangkit listrik tenaga air mikrohidro ini cukup membantu masyarakat yang tidak terjangkau PLN. Harapannya, sosialisasi mengenai PLTMH ini semakin masif dan bisa dibangun di lebih banyak tempat.
tIUOL. 358 244 47 238 212 1 486 380 385
berikut ini yang bukan merupakan komponen utama dari mikrohidro adalah